Sri Mulyani: Setiap Tahun Ratusan Triliunan Di Glontorkan Ke Daerah, Namun Rakyat Tetap Melarat
ksp-wirausahabali.blogspot.co.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa
mandeknya pembangunan di daerah bukan lantaran tidak adanya anggaran.
Sejak dua tahun Pemerintahan Jokowi-JK, ratusan triliunan rupiah selalu digelontorkan pemerintah pusat ke daerah setiap tahunnya.
Namun kenyataanya sebagian rakyat tetap melarat, tidak mendapat banyak
manfaat dari anggaran tersebut. Lemahnya data sejak perencanaan anggaran
jadi masalah pelik.
"Situasi yang dihadapi di 2016 kan memberikan pelajaran penting bahwa
data dan database (perencanaan anggaran) itu sangat penting," ujar
Menkeu di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (31/9/2016) malam.
Gelontoran triliunan rupiah yang didelegasikan ke daerah entah itu
melalui program kementerian dan lembaga, atau transfer ke daerah
langsung, justru mandek. Duit triliunan rupiah itu mentok di kas daerah
dan tidak mengalir ke hilirnya, ke rakyat.
Hingga akhir Juli 2016 lalu, anggaran yang mengendap di bank-bank daerah
masih Rp 224 triliun atau naik Rp 9,9 triliun dari posisi Juni 2016.
Padahal gelontoran dana itu diperuntukan bagi bidang kesehatan, pendidikan, hingga bantuan dana sosial bagi masyarakat miskin.
Presiden Joko Widodo berkali-kali meminta kepala daerah untuk
mempercepat penyerapan anggaran sehingga manfaat duit-duit itu bisa
dirasakan rakyat.
Tetapi apa mau dikata, perencanaan anggaran yang terbukti tidak
berdasarkan basis data yang kuat membuat anggaran itu seperti bingung
mau mengalir ke mana.
Contoh teranyar buruknya perencanaan anggaran bisa dilihat dari
kelebihan dana tunjangan profesi guru seluruh Indonesia yang fantastis
mencapai Rp 23,3 trilliun.
Padahal setelah ditelusuri, jumlah anggaran guru di daerah yang berhak menerima tunggangan profesi tidak sebanyak itu.
Menurut Sri Mulyani, sudah saatnya pemerintah pusat dan daerah melakukan
sinkronisasi data sehingga anggaran yang sesungguhnya melimpah itu bisa
benar-benar bermanfaat untuk rakyat, bukan kantong orang-orang yang
mengatasnamakan wakil rakyat.
"Data itu data apa saja? jumlah rumah sakit primer, tenaga kesehatan,
kalau dari sisi pendidikan ya jumlah guru, sekolah, murid. Data ini
perlu sinkronisasi yang luar biasa banyak," kata Ani.
Kementerian Keuangan sendiri akan memangkas anggaran pada APBNP 2016 sebesar Rp 137,6 triliun.
Rinciannya belanja Kementerian dan lembaga sebesar Rp 64,7 triliun.
Adapun sisanya merupakan penghematan dana transfer ke daerah Rp 70,1
triliun dan dana desa sebesar Rp 2,8 triliun.
"Seperti yang disampaikan beberapa menteri, bahwa mereka melihat banyak
kata-kata bersayap (dalam perencanaan anggaran), sehingga ada ruang
untuk efisiensi," ucap Ani.
Kementerian Keuangan sendiri menyampaikan akan terus memantau arus uang
ke daerah sebagai implementasi APBNP 2016. Hanya, persoalan efektivitas
pengunaan anggaran tetap ada di tangan pemerintah daerah.
Sumber : AMIMAZDA.COM
Sumber : AMIMAZDA.COM
No comments:
Post a Comment